Tuhan payahhh???? Tuhan lemahhhh? Tuhan pendendam????? Apakah Benar???

Terceritalah seorang atheis yang berusia sekitar 30 tahunan sedang berbincang2 dengan seorang pemuda saleh. Dibawah naungan rindang pepohonan yang jatuh berguguran daun-daun tua. Sebuah ucapan sebuah perkataan. Kita sebut atheis si X dan pemuka agama si M.



"Kawanku, apakah kau sangat percaya Tuhan itu ada? " X bertanya.

"Aku percaya Tuhan itu ada" jawab M.

"Bagaimana kau bisa percaya? bahkan kau belum pernah melihatnya.,.mendengarnya.,merabanya..? suatu kebodohan besar bagiku, kawan...," lanjut X.

Dengan kalem M bertanya balik" apakah kau pernah melihat isi otak ayahmu?"

"Tidak" jawab X dengan sedikit bingung.


"Apakah kau pernah mendengar otak ayahmu?"


"Tidak"


"Apakah kau pernah meraba isi otak ayahmu?" tanya si M kembali.


"Tidak pernah" kembali X menjawab dengan bingung.


"Kesimpulanku, ayahmu tak punya otak.," kata M dengan sedikit tersenyum.


Marahlah X ketika ayahnya diejek sedemikian rupa. Dengan serta merta ingin meninju sang pemuda.


"Apa yang kau katakan? aku tak pernah melihatnya, mendengar, merabanya buka berarti ayahku tak punya otak!!! kalap si X. Ketika itu ia hendak siap2 memukul, namun dengan cepat M berkata



"Lalu bagaimana dengan persepsimu tentang Tuhan?" tanya M kembali.



X pun terdiam.


"Apakah Tuhan harus dilihat dahulu? apakah harus didengar dahulu? apakah harus diraba dahulu?"


"Jangan karena kau tak pernah melihatnya, mendengarnya, merabanya kau bisa bilang tuhan itu tak ada",



"Tuhan itu ada dan melihat setiap perbuatan yang kau lakukan,..bahkan sebenrnya kita bisa merasakannya" lanjut M


Dalam hati X masih merasa tidak senang. Tak mau kalah, dia pun kembali berkata dengan kesal" kalau tuhan itu ada, kenapa Dia membiarkan para manusia, hamba2Nya, berbuat kerusakan, berbuat kemungkaran, melakukan kejahatan, lalu mereka merasakan penderitaan, merasakan sakit?? kamu pernah berkata bahwa Tuhan sayang dengan kmu? Kamu berkata bahwa Tuhan Maha Pengasih ?lalu apa yang bisa Tuhan mu lakukan untuk itu? Tuhanmu hanya diam., Tuhan mu lemah.,Tuhan mu tak bisa apa2!" tantang si X.



"Bahkan Tuhanmu hanya tuhan pendendam! kau berkata bahwa bencana alam, seperti gunung meletus, tsunami, angin topan adalah ulah tuhanmu yang marah karena keburukan umat manusia!"



Sang pemuda yang dicerca dengan pertanyaan-pertanyaan tesebut hanya tersenyum. setelah melihat sejenak kepada X, dia pun berkata" Wahai temanku, apakah kau mempunyai seorang anak?"



Kembali sangat bingung si X karena ditanya seperti itu. Lalu dia pun menjawab dengan pelan" Ia, aku punya seorang putra"


lalu M pun kembali bertanya," Berapa umur anakmu itu?"



"Anakku masih berumur 6 tahun" jawab X dengan agak bingung.


Kembali M tersenyum. Senyum yang sangat sederhana.


"Wahai temanku, jika anakmu ingin bermain anggar dengan teman2nya apakah kau akan melarangnya?"

"Tentu saja tidak"


"hanya begitu saja?"

"Tidak. Aku akan menasihatinya agar bermain dengan hati2"sahut X.



"Jika dia terluka bagaimana?"

"Dengan luka kecilnya dia akan berfikir untuk melakukannya lebih hati2 dan bersikap lebih mandiri" jawab si X


"Tepat. Tuhan pun begitu kawan, Dia akan selalu menyayangi hamba2Nya.,. sama seperti kamu menyayangi anakmu itu. Kamu menyayangi anakmu dengan cara itu, dengan memberikannya nasihat lalu.,membiarkannya bersikap dewasa.

Begitu pula dengan Tuhan, Dia menyayangi hambaNya dengan cara yang berbeda. Dia akan membiarkan manusia belajar dari kesalahannya dan berusaha untuk lebih baik",


X terdiam lama.


"Tuhan tidak kejam, tuhan tidak lemah, tuhan tidak pendendam.,. tapi Tuhan sangat menyayangi hambaNya. Segala penderitaan yang dialami insan manusia hanya untuk menjadikan manusia itu bisa belajar, bagaimana dia bisa bekerja keras, bagaimana ia bisa bertanggung jawab, dan bagaimana ia bisa berguna bagi sesamanya dan lingkungannya "

"Dia akan memberikan rejeki yang banya bagi hambaNya yang bertahan, yang ikhlas, dan selalu bersyukur kepadaNya" tambah M


"begitulah,., Tuhan menyayangi hamba2Nya"



X pun terdiam dan merunduk.Tak sepatah kata pun terucap darinya. Ada sedikit isak tangis diwajahnya.

perlahan2 dia bangkit dan pergi dari hadapan si pemuda.


Sang pemuda hanya tersenyum. Dia tahu bahwa ada perubahan besar yang telah terjadi pada sahabatnya itu.

0 Komentar: