JAKARTA (bisnis.com): Mendiknas Mohammad Nuh berharap seluruh unsur masyarakat menjadikan pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai oksigen sehingga meskipun tidak diajarkan dalam satu mata pelajaran khusus tetap dapat diimplementasikan ke berbagi bidang studi.

Dia mengatakan dalam kehidupan ini orang membutuhkan oksigen. Pendidikan budaya dan karakter bangsa juga merupakan suatu oksigen sehingga upaya menanamkan nilai-nilai utama tidak akan pernah berhenti.


"Mau datang dari aliran apapun, saya yakin tidak ada satu pun masyarakat yang akan menyatakan kita tidak butuh pendidikan budaya dan karakter bangsa karena semua manusia dan semua bangsa membutuhkannya," tandasnya ketika membuka Sarasehan Nasional Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa di Hotel Bidakara hari ini.


Dia menjelaskan sedikitnya ada tiga sasaran yang diharapkan lahir dari Sarasehan Nasional yang dihadiri para tokoh pendidikan seperti mantan mendiknas Wardiman Djojonegoro, Mien R Uno maupun tokoh spiritual Ary Ginanjar Agustian, pendiri ESQ Leadership Center.

Sasaran pertama yaitu cara mengimplementasikannya pada setiap jenjang pendidikan mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas. Kedua adalah bagaimanan menguraikan materi pendidikan budaya dan karakter itu ke dalam paket pendidikan yang kecil-kecil sehingga mudah diimplementasikannya ke dalam berbagai jenjang pendidikan itu.

Ketiga, bagaimana cara mengevaluasinya sehingga para pendidik dapat mengantisipasi jika ada pergeseran dalam hal budaya dan karakter pada anak-anak didik yang cendrung negatif.

"Pendidikan budaya dan karakter itu sifatnya kualikatif jadi dari peserta sarasehan nasional ini kita harapkan ada formulasi atau bentuk evaluasi apakah dalam memberikan materi pendidikan budaya dan karakter sudah dipahami oleh siswa," ujarnya.

Seperti halnya bernafas yang membutuhkan oksigen, maka setiap saat siswa pun membutuhkan materi pendidikan budaya dan karakter sehingga kepala sekolah dan guru dapat mengintegrasikannya dalam kurikulum, dalam kegiatan ekstra kurikuler dan kegiatan lainnya hal-hal yang berhubungan dengan budi pekerti, moralitas, ketertiban, kebersihan, budaya berfikir positif dan lainnya.

Pihaknya berharap media massa juga ikut berontribusi dan berperan penting dalam melakukan pendidikan budaya dan karakter bangsa dengan menyajikan berita-berita yang berimbang dan tidak mentolerir berita yang hanya menyebarkan kebohongan belaka.

Kegiatan Sarasehan Nasional ini merupakan salah satu dari delapan program kerja 100 hari Kemendiknas yang bertujuan untuk menyatukan pandangan yang komprehensif mengenai pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa, menghasilkan grand desain untuk setiap jenjang pendidikan.

Hasil yang diharapkan dari sarasehan ini, menurutnya, adanya sikap dan komitmen terhadap perlunya pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). (tw)

0 Komentar: